fbpx
  • 0812-8694-8877 | 0811-192-577
  • admin@p3i.or.id
  • Jakarta, Indonesia
Kabar Pengadaan
Apa Itu Green Procurement?

Apa Itu Green Procurement?

Khalid Mustafa: Pak Sam?

Samsul Ramli: Ya.

Khalid Mustafa: Ini kita lagi di tengah hutan, nih. Di daerah Jeju. Kalau kita melihat, pohon-pohon yang ada sekarang ini kan pohon-pohon pinus, nih. Saya jadi teringat satu hal, nih. Kalau kita bicara masalah pohon, pohon ini kan salah satu bahan baku utama untuk kertas, ya?

Samsul Ramli: Ya.

Khalid Mustafa: Nah, sedangkan di dalam sistem pengadaan kita, ada yang disebut dengan green procurement. Itu apa sih kira-kira? Ada kaitannya tidak?

Samsul Ramli: Ada, ada banget. Karena salah satu aspek dari sustainability procurement, pengadaan berkelanjutan, adalah tentang green. Misalkan, kita, isunya adalah—mungkin, yang sering digembar-gemborkan adalah—tentang paperless. Pengurangan konsumsi kertas dalam sektor  pemerintahan. Nah ini sebenarnya bagian dari konsep konsolidasi. Misalkan
kita biasanya pengadaan kertas itu tidak mempertimbangkan aspek lingkungan, padahal dalam satu penelitian salah satu profesor di UGM, itu disebutkan satu rim kertas sama dengan satu pohon pinus lima tahun tanam-tumbuh.

Khalid Mustafa: Wow, berarti lima tahun tanam-tumbuh, ya?

Samsul Ramli: Ya. Jadi, satu rim, tuh kita—

Khalid Mustafa: Satu rim? Padahal biasanya kita pakai berapa rim itu, ya?

Rita Berlis: Waduh, satu bar saja bisa 20 rim.

Samsul Ramli: Jadi konsep konsolidasi adalah meningkatkan value for money dari konsumsi kertas kita sehingga yang satu rim tadi memang tidak bisa kita hindari, tapi satu rim itu tetap berdampak bagus dalam lingkungan.

Khalid Mustafa: Jadi, tetap satu rim tapi berdampak bagus dengan lingkungan? Dengan cara?

Samsul Ramli: Jadi, dengan cara apa? Kita menggunakan standarisasi green certificate, misalkan. Aspek-aspek lingkungan tetap kita pertimbangkan. Misalkan—green certificate itu mencakup dua; terkait dengan kesehatan, yang kedua adalah tentang sumber daya/sourcing kertas itu sendiri. Misalkan dengan green certificate, kita bisa menjamin bahwa kertas yang kita pakai itu berasal dari kertas tanaman industri, bukan hutan alam. Itu bagian.

Khalid Mustafa: Sebentar, saya lanjut dulu. Bunda Rita, dari sisi audit, kalau kita mempersyaratkan seperti sertifikat itu, apa bisa dianggap sebagai mengarah kepada produk tertentu?

Rita Berlis: Sebenarnya, enggak, juga sih. Karena kalau memang sudah distandarisasi, harus apapun produknya, harusnya sudah ada identitasnya. Identitas bahwa barang ini memang produk dari suatu yang berdampak kepada lingkungan.

Samsul Ramli: Ya, selama ini green certificate itu kurang diminati karena memang kita pengadaan kertasnya terpecah-pecah.

Khalid Mustafa: Jadi bagaimana caranya untuk membuat ini menjadi lebih efektif dan efisien?

Samsul Ramli: Ya kita melakukan konsolidasi pengadaan, kemudian kita tetapkan satu tahun pemerintah ini mengkonsumsi kertas berapa sih? Kemudian kita negosiasikan dengan dunia industri, sehingga dunia industri juga mengikuti kemauan kita, mengikuti kebutuhan kita, sehingga mereka mau mensertifikasi produk mereka ke dalam green certificate tadi.

Khalid Mustafa: Cuma ini mungkin butuh jalan yang panjang, kira-kira, ya?

Samsul Ramli: Panjang sekali, tapi harus dimulai. Karena kalau enggak, kita tidak bisa dapat seperti ini (merujuk pada hutan)—udara yang segar.
Khalid Mustafa: Nanti ini, yang ada, akan berubah menjadi pohon-pohon plastik, ya?

Samsul Ramli: Ini kalau kita lihat kan agak kering, segala macam; ini kan karena musim saja, tapi udaranya jadi enak banget—

Khalid Mustafa: Jadi kesimpulannya mungkin dengan green procurement kita tidak hanya sekedar efektif dan efisien, tapi kita memikirkan jangka panjang untuk anak-cucu kita ke depan.

Rita Berlis
: Umat manusia.

Khalid Mustafa: Umat manusia, bahkan, ke depan.

Samsul Ramli: Ya. Pengadaan ini warisan kepada anak-cucu kita.

Khalid Mustafa: Sehingga hutan seperti ini bukan hanya sekedar ada di taman-taman khusus, tapi benar-benar bisa dinikmati di masa yang akan datang. Mungkin demikian, ya. Oke, terima kasih. Wabillahi taufiq wal hidayah, wassalamualaikum wr. wb.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.